Tingkat Kemiskinan
Penduduk miskin adalah adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis kemiskinan menggambarkan batas minimum pengeluaran per kapita per bulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan non makanan yang menggolongkan seseorang miskin atau tidak miskin. Jika dilihat dari jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun cenderung menurun. Namun jika dibandingkan dengan total jumlah penduduk di Sulawesi Tenggara, persentasenya masih tergolong tinggi. Pada bulan September 2016 jumlah penduduk miskin Sulawesi Tenggara mencapai 327,29 ribu jiwa dengan persentase sebesar 12,77 persen. Pada tahun berikutnya mengalami peningkatan hingga mencapai 331,71 ribu jiwa atau 12,81 persen. Namun pada tahun 2017 hingga tahun 2019terjadi penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin. Kondisi tersebut disebabkan karena kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan sedikit membaik, namun masih banyak yang terperangkap dalam jurang kemiskinan.Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan Sulawesi Tenggara kian menurun mencapai 11,04 persen, Jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin nasional, persentase penduduk miskin di Sulawesi Tenggara masih berada di atas nasional yang sudah mencapai satu digit yaitu sebesar 9,22 persen.
Persebaran penduduk miskin di Sulawesi Tenggara sebagian besar berada di daerah perdesaan. Selama periode September 2016-September 2019, penduduk miskin di daerah perdesaan cenderung berkurang. Pada tahun 2016 penduduk miskin di daerah perdesaan tercatat 274,11 ribu orang atau 15,31 persen, hingga September 2019 jumlah penduduk miskin perdesaan mencapai 227,38 persen, berarti terjadi penurunan jumlah penduduk miskin perdesaan selama kurun waktu 3 (tiga) tahun sebesar 46,73 ribu orang. Di sisi lain, penduduk miskin diperkotaan mengalami peningkatan sebesar 19,4 ribu orang sejak September 2016 hingga September 2019. Hingga September 2019 penduduk miskin perdesaan sebesar 13,77 persen dan persentase penduduk miskin perkotaan sebesar 6,81 persen. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk perdesaan masih mendominasi total jumlah penduduk di Sulawesi Tenggara karena rata penduduk perdesaan bermata pencaharian di sektor pertanian yang cenderung bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bekerja sebagai buruh tani, sementara diperkotaan keterbatasan lapangan kerja menjadi faktor penyebab tingginya pengangguran.