Skip to main content
Foto

Rapat Penyempurnaan Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pemberdayaan Masyarakat Bajo Di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara

Pada Rabu, 24 November 2021, Bappeda Prov. Sultra menyelenggarakan Rapat Penyempurnaan Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pemberdayaan Masyarakat Bajo Di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara yang bertempat di Hotel Horison Kendari.

 

Kegiatan dihadiri oleh Kepala Bappeda Prov. Sultra (J.Robert), Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Prov. Sultra (Pahri Yamsul), Dinas Sosial Prov. Sultra, Dinas Kesehatan Prov. Sultra (Sija Tiku), Dinas PMD Prov. Sultra, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sultra,  Tenaga Ahli UHO (La Ode Aris), Kepala Desa Leppe, Kepala Desa Mekar, Kepala Desa Bajo Indah, tim penyusun RAD Bajo. 

 

Kegiatan diawali dengan sambutan Kepala Bappeda Prov. Sultra (J.Robert), dalam sambutannya J. Robert mengatakan Secara substansi jalan toronipa ini merupakan PKM kota kendari. Toronipa merupakan lokus pengembangan wisata, diharapkan menjadi hub kawasan wisata. Jalan akses ini berdampak pada keberadaan masyarakat Bajo di Desa Mekar, Desa Leppe dan Desa Bajo Indah. Upaya pemberdayaan ini sudah diintervensi oleh SMI. Dengan pembangunan jalan akses wisata ini sbenarnya tanpa RAD sudah ada kebijakan yang diintervensi oleh pemerintah provinsi dan kabupaten. Namun demikian, intervensi yang dilakukan hanya beberapa permasalahan. Sehingga perlu digali lagi permaslahaan yang lain.


Foto
Galeri Foto

Kemudian dilanjutkan pemaparan oleh Dinas Kesehatan Prov. Sultra (Sija Tiku), dalam pemaparannya Sija Tiku mengatakan Dari 12 indikator keluarga sehat, untuk Sulawesi Tenggara yang masih memiliki nilai rendah adalah penderita gangguan jiwa tidak diobati, penderita hipertensi berobat teratur, keluarga yang mengikuti program KB dan penderita TB paru yang berobat sesuai standar. Hal ini sungguh memprihatinkan karena harusnya kita sudah terbebas dari TB paru ternyata masih ditemukan dan tidak tertangani. Untuk penanganan ini diperlukan keterlibatan dan dukungan lintas sektor.

 

Lalu dilanjutkan pemaparan dari Tenaga Ahli UHO (La Ode Aris), dalam pemaparannya La Ode Aris mengatakan Berdasarkan hasil identifikasi, kita bisa melihat beberapa permasalahan dari segi kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan lingkungan. Dari aspek pendidikan, tingkat pendidikan rendah karena kurangnya kesadaran  dan motivasi akan pentingnya pendidikan. Dari aspek ekonomi, permasalahan yang ditemukan adalah belum tersedianya sarana dan prasarana dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat sebagai nelayan, belum adanya pasar dalam mendukung kegiatan ekonomi masyarakat serta terbatasnya kapal dalam mendukung wisata di Pulau Bokori. Selanjutnya dari aspek lingkungan dapat dilihat terjadi penurunan kualitas lingkungan ekosistem pesisir seperti hilangnya mangrove serta tingginya sedimentasi. Selain itu perubahan fisik dari laut menjadi daratan melalui penimbunan juga turut mempengaruhi kondisi lingkungan di ketiga desa tersebut. Penimbunan ini merupakan gambaran bahwa masyarakat Bajo ini sudah berkembang dan memilih hidup di darat. Dari aspek infrastruktur terdapat beberapa permasalahan yaitu banyaknya rumah tidak layak huni di kawasan permukiman Bajo yaitu kurang lebih 65%. 

 

Setelah itu dilanjutkan pemaparan dari Dinas Sosial Prov. Sultra, dalam pemaparannya beliau menjelaskan untuk tahun 2022 kami merencanakan beberapa program yang rencananya akan menjadi masukan dalam RAD. Pertama adalah pembentukan Pusat Kesejahteraan Sosial (puskesos) yaitu pos terpadu yang diharapkan dapat meningkatkan percepatan pelayanan dan rujukan semua permasalahan sosial warga masyarakat miskin secara terpadu, peningkatan kapasitas kelembagaan karang taruna, Peningkatan Keterampilan Usaha Ekonomi Produksi.

 

Dan pemaparan terakhir oleh Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Prov. Sultra, dalam pemaparannya beliau mengatakan untuk rencana kami terkait pengembangan kawasan Toronipa ini, kami memiliki beberapa perencanaan terkait pemanfaatan kawasan pada jalur akses wisata dengan membuat ruang terbuka hijau (RTH) di sekitar permukiman yang berfungsi sebagai ruang sosial serta tiktik-titik tertentu untuk kegiatan ekonomi, merencanakan rest area yang didukung oleh fasilitas yang memadai, penataan kawasan untuk wisata pantai Bokori sudah berjalan, mulai dari pelabuhan penyeberangan hingga penataan Pulau Bokori, serta untuk pembangunan jalan hingga pantai Toronipa kami akan mendukung pembangunan sarana dan prasarana pendukung.

 


Foto
Galeri Foto

Setelah pemaparan selesai, dilanjutkan sesi tanya jawab antara narasumber dan peserta.

Add new comment

Plain text

  • No HTML tags allowed.
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.